Pengertian Kopling
Kopling adalah suatu komponen yang sangat penting dalam mesin transmisi
manual, maka perawatan pada kopling harus di lakukan dengan baik dan teratur
agar kita bisa memindahkan gigi dengan baik dan lembut, karena jika tidak maka kopling
tidak dapat beroperasi dengan baik, dan pada saat memindahkan gigi hendaknya
jangan terlalu sering menggantungkan kopling, karena bisa memperpendek umur
kampas kopling.
Kopling juga dapat menimbulkan beberapa kerusakan apabila kita mengabaikan kopling seperti : kopling menimbulkan bunyi, begetar, macet, gigi sukar dipindahkan tekanan berkurang karena kebocoran pada pipa hidrolik, atau angina masuk ke dalam pipa hidrolik yang membuat kita tidak nyaman dalam berkendara, berikut kita akan membahas sedikit tentang cara kerja kopling pada mobil Honda Ferio yaitu pada saat pedal kopling di tekan minyak yang ada pada master silinder akan di teruskan ke master pembebas kopling melalui nepel (pipa) dan di teruskan ke release fork dan release fork akan mendorong release bearing dan release bearing menekan diafragma spring dan diafragma spring akan menarik presure plate, karena presure plate tertarik ke belakang maka putuslah hubungan antara kompas kopling dengan presure plate, barulah kita pindah gigi sesuai yang dibutuhkan mobil, dan saat pedal kopling di lepas maka hilanglah tekanan hidrolik tadi dan mengakibatkan bersatunya antara kompas kopling dengan presure plate, maka berputarlah presure plate bersamaan dengan kompas kopling yang berputar sendiri saat pada kopling di tekan, dan putaran diteruskan ke poros input.
2. Jenis-jenis kopling
a. Kopling Gesek
Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek. Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1) Kopling piringan (disc clutch)
Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek
berbentuk piringan atau disc.
(2) Kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1) Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu.
(2) Kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1) Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu.
(2) Kopling plat ganda/ banyak
Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu.
Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media kerja, kopling dibedakan menjadi :
(1) Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
(2) Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan.
Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi :
1. Kopling pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan : penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Sedangkan kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran lambat.
2. Kopling pegas diaphragma
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma. Penggunaan pegas diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma mempunyai kekurangan : kontruksinya tidak sekuat pegas spiral dan kurang responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragma ini digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan.
a. Plat Kopling
Plat kopling adalah komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input shaft transmisi. Plat kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi. Bagian plat kopling yang beralur dan berhubungan dengan input shaft transmisi dinamakan clutch hub. Kampas kopling (facing) dipasangkan pada plat kopling untuk memperbesar gesekan. Kampas kopling dipasangkan pada cushion plate dengan dikeling.
Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga dengan dikeling. Hentakan saat kopling mulai meneruskan putaran dan pada saat akselerasi dan deselerasi diredam oleh torsion dumper. Terdapat dua jenis torsion dumper yakni torsion rubber dumper dan torsion spring dumper.
b. Rumah kopling, plat penekan dan pegas penekan
Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi tiga yakni: boss drive type clutch cover, radial strap type clutch cover dan corded strap drive tipe clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah kopling dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak bisa lembut. Tipe radial strap type clutch cover dan corded strap drive tipe clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah kopling oleh strap (plat baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded strap drive plat penekan ditahan oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga daya. elastisitas plat tersebut memungkinkan perpindahan tenaga terjadi dengan lembut.
Fungsi kopling adalah untuk meneruskan dan
memutuskan putaran mesin ke transmisi. Pada setiap kendaraan
mempunyai berbagai macam bentuk kopling. namun secara umum cara kerja kopling
sama semua dengan prinsip menghubungkan dan memutuskan aliran tenaga.
1. garpu pembebas/ release fork
2. roda gila/fly wheel
3. release bearing
4. poros input
5. poros engkol
6. pilot bearing
7. plat kopling
8. pegas diagfragma
9. plat penekan
10. unit penekan
cara kerja kopling
- posisi terhubung
2. roda gila/fly wheel
3. release bearing
4. poros input
5. poros engkol
6. pilot bearing
7. plat kopling
8. pegas diagfragma
9. plat penekan
10. unit penekan
cara kerja kopling
- posisi terhubung
a. Pegas penekan diafragma menekan plat penekan sehingga plat penekan
terhubung/ tertekan.
b. Kanvas kopling terjepit diantara fly wheel dan plat penekan , putaran mesin dapat diteruskan ke poros input transmisi.
- kopling posisi terlepas
b. Kanvas kopling terjepit diantara fly wheel dan plat penekan , putaran mesin dapat diteruskan ke poros input transmisi.
- kopling posisi terlepas
a. plat penekan diafragma mengungkit plat penekan
sehingga plat kopling bebas dari penekanan.
b. kanvas kopling bebas dari penekanan/jepitan sehingga putaran mesin tidak dapat diteruskan ke poros input transmisi, hanya sampai pada kanvas kopling.
Kopling
Fluidab. kanvas kopling bebas dari penekanan/jepitan sehingga putaran mesin tidak dapat diteruskan ke poros input transmisi, hanya sampai pada kanvas kopling.
Kopling fluida adalah komponen yang mengatur kecepatan kipas pendingin sesuai dengan temperatur udara disekitarnya. Kopling fluida mengatur kecepatan kipas pendingin menjadi dua tahap
Pertama saat mesin masih dingin putaran kipas pendingin menjadi lambat sehingga mempercepat pencapaian suhu kerja mesin, dan ketika mesin sudah panas maka kopling fluida mempercepat putaran kipas sehingga membantu pendinginan mesin.
Konstruksi kopling fluida diperlihatkan seperti gambar.
Salah satu fungsi utama dari
kopling,adalah melepas tenaga dari mesin ke transmisi melalui kerja pedal
selama perkaitan roda gigi. Selain itu kopling juga dapat memindahkan tenaga
secara perlahan-lahan dari mesin ke roda-roda penggerak agar gerak mula kenaraan
dapat langsung dengan lembut dan perpindahan roda-roda gigi transmisi dapat
lembut sesuai dengan kondisi jalannya kendaraan. Syarat-syarat yang harus di
penuhi untuk kopling,adalah sebagai berikut:
- Harus dapat menghubungkan transmisi dengan mesin secara lembut.
- Pada saat menghubungkan ketransmisi harus dapat memindahkan tenaga tanpa terjadi slip.
- Harus dapat membebaskan hubungan dari trnsmisi dengan sempurna dan cepat.
Pada kopling terdiri dari 3 bagian,yaitu:
A. Pelat kopling
B. Tutup kopling
C. Mekanisme penggerak
- Harus dapat menghubungkan transmisi dengan mesin secara lembut.
- Pada saat menghubungkan ketransmisi harus dapat memindahkan tenaga tanpa terjadi slip.
- Harus dapat membebaskan hubungan dari trnsmisi dengan sempurna dan cepat.
Pada kopling terdiri dari 3 bagian,yaitu:
A. Pelat kopling
B. Tutup kopling
C. Mekanisme penggerak
A. Tutup Kopling.
Tutup kopling mempunyai kemampuan memindahkan panas dari hubungan kopling. Berdasarkan tipe pegas yang digunakan untuk menekan pellet penekan terhadap pelat kopling,tutup kopling dibedakan menjadi dua macam. Yaitu; tutup kopling dengan menggunakan pegas diaphragm dan tutup kopling dengan menggunakan pegas coil. Pada umumnya,tipe pegas coil banyak diaplikasikan pada kendaraan niaga berat.
Syarat yang utama pada sebuah tutup kopling adalah mampu berputar bersama dengan flywheel dengan seimbang untuk mengahsilkan putran yang balance. Berikut adalah bagian-bagian dari tutup kopling:
a. Tipe kopling pegas coil:
- Pressure plate – Pressure plate
- Clutch cover – Clutch disck
- Clutch disck – Release bearing
- Coil spring – Pressure lever
- Pressure lever – Release fork
b. Tipe kopling pegas diaphragma:
- Clutch cover – Clutch disck
- Diaphragm spring – Release frok
- Retracting spring – Release bearing
- Straps – Pressure plate
- Pivot ring
Tipe kopling pegas diaphragma,mempunyai beberapa keuntungan. Yaitu sebagai berikut:
- Tenaga yang dibutuhkan untuk menoperasikan pedal kopling diusahakan sekecil mungkin.
- Pegas diaphrama menekan plat penekan lebih merata dibandingkan dengan pegas coil.
- Bila terjadi keausan pada pelat kopling tidak mengurangi tekanan pada plat penekan.
- Selama sekeliling permukaannya rata,kopling tetap seimbang.
Tutup kopling mempunyai kemampuan memindahkan panas dari hubungan kopling. Berdasarkan tipe pegas yang digunakan untuk menekan pellet penekan terhadap pelat kopling,tutup kopling dibedakan menjadi dua macam. Yaitu; tutup kopling dengan menggunakan pegas diaphragm dan tutup kopling dengan menggunakan pegas coil. Pada umumnya,tipe pegas coil banyak diaplikasikan pada kendaraan niaga berat.
Syarat yang utama pada sebuah tutup kopling adalah mampu berputar bersama dengan flywheel dengan seimbang untuk mengahsilkan putran yang balance. Berikut adalah bagian-bagian dari tutup kopling:
a. Tipe kopling pegas coil:
- Pressure plate – Pressure plate
- Clutch cover – Clutch disck
- Clutch disck – Release bearing
- Coil spring – Pressure lever
- Pressure lever – Release fork
b. Tipe kopling pegas diaphragma:
- Clutch cover – Clutch disck
- Diaphragm spring – Release frok
- Retracting spring – Release bearing
- Straps – Pressure plate
- Pivot ring
Tipe kopling pegas diaphragma,mempunyai beberapa keuntungan. Yaitu sebagai berikut:
- Tenaga yang dibutuhkan untuk menoperasikan pedal kopling diusahakan sekecil mungkin.
- Pegas diaphrama menekan plat penekan lebih merata dibandingkan dengan pegas coil.
- Bila terjadi keausan pada pelat kopling tidak mengurangi tekanan pada plat penekan.
- Selama sekeliling permukaannya rata,kopling tetap seimbang.
B. Pelat kopling
Pelat kopling diperlukan untuk dapat
memindahkan tenaga dengan lembut tanpa terjadi slip. Fungsi dari pelat kopling
adalah pada saat tenaga harus dibebaskan ,kopling dapat bekerja dengan sempurna
dan cepat. Bagian-bagian dari pelat kopling adalah sebagai berikut:
- Facing – Disc plate
- Clutch hub – Rivet
- Torsion damper – Cushion plate
- Facing – Disc plate
- Clutch hub – Rivet
- Torsion damper – Cushion plate
C. Mekanisme penggerak
Menuru cara kerjanya,kopling dibedakan menjadi dua bagian,yaitu; Tipe kopling mekanis, dan tipe kopling hidraulis.
a. Tipe kopling mekanis.
Tipe kopling mekanis terdiri dari:
- Clutch pedal – Release fork
- Clutch release lever – Clutch cover
- E-ring
b. Tipe kopling hidraulis.
Konstruksi kopling hidraulis jauh beda dengan tipe kopling mekanis,tipe kopling ini memanfaatkan tekanan hidraulis yang dihasilkan oleh fluida cair. Sistem kerja tipe kopling ini adlah sebagai berikutè Gerakan pedal menekan piston pada maste silinder melalui push rodè spring retrainer tertekan dan membuka jalan masuknya minyakè volume minyak meningkatètekanan hidraulis dan di teruskan ke garpu pembebas kopling melalui silinder pembebas. Keuntungan dari kopling tipe ini,kopling lebih mudah digerakkan.
Bagian-bagian dari tipe kopling hidraulis adalah sebagai berikut:
- Clutch pedal – Release fork
- Master silinder – Clutch cover
- Flexibel house – Release cylinder
Menuru cara kerjanya,kopling dibedakan menjadi dua bagian,yaitu; Tipe kopling mekanis, dan tipe kopling hidraulis.
a. Tipe kopling mekanis.
Tipe kopling mekanis terdiri dari:
- Clutch pedal – Release fork
- Clutch release lever – Clutch cover
- E-ring
b. Tipe kopling hidraulis.
Konstruksi kopling hidraulis jauh beda dengan tipe kopling mekanis,tipe kopling ini memanfaatkan tekanan hidraulis yang dihasilkan oleh fluida cair. Sistem kerja tipe kopling ini adlah sebagai berikutè Gerakan pedal menekan piston pada maste silinder melalui push rodè spring retrainer tertekan dan membuka jalan masuknya minyakè volume minyak meningkatètekanan hidraulis dan di teruskan ke garpu pembebas kopling melalui silinder pembebas. Keuntungan dari kopling tipe ini,kopling lebih mudah digerakkan.
Bagian-bagian dari tipe kopling hidraulis adalah sebagai berikut:
- Clutch pedal – Release fork
- Master silinder – Clutch cover
- Flexibel house – Release cylinder
Bagian-bagian dari master silinder:
- Push rod – Conecting rod
- Piston – Conical spring
- Spring retrainer – Intlet valve
- Compresion spring – Reservoir tank
- Push rod – Conecting rod
- Piston – Conical spring
- Spring retrainer – Intlet valve
- Compresion spring – Reservoir tank
Kopling adalah komponen yang berguna untuk memperhalus
perpindahan gigi , sekaligus untuk mempermudah melakukan pengereman. Menurut
teori yang ada , kopling banyak sekali modelnya. Namun untuk kali ini saya
hanya mengkhususkan pembahasan macam – macam kopling untuk mobil. Kopling mobil
termasuk ke dalam kopling kering, yang artinya kopling ini hanya dapat bekerja
dalam kondisi kering. Lain halnya dengan kopling motor, yang termasuk ke dalam
kopling basah. Perbedaan ini membuat kampas kopling mobil dan kampas kopling
motor berbeda dari segi bahannya. Kopling mobil tidak bisa bekerja bila dalam
keadaan basah atau terkena oli. Maka yang terjadi kopling dapat selip. Lain
halnya dengan kampas kopling sepeda motor yang harus terkena oli. Dan bila
kampas kopling motor tidak terkena oli, maka kampas kopling akan cepat habis.
Hal ini disebabkan kampas kopling motor mudah aus, bila tidak terkena oli.
Kembali ke topik pembicaraan macam – macam kopling
pada mobil, maka kopling mobil dibedakan berdasarkan bentuk dari clutch cover
nya. Bentuk clutch cover dari mobil ada 2 macam yaitu :
1. Kopling diafragma
Kopling ini dikenal dengan nama kopling diafragma,
sebab clutch cover atau rumah koplingnya menggunakan pegas diafragma. Pegas ini
berbentuk seperti piringan , dengan bagian tengahnya dibelah – belah seperti
sirip, yang bentuknya hampir menyerupai diafragma. Untuk konstruksi lainnya
tetap sama seperti jenis kopling mobil lainnya yaitu, adanya pressure plate
atau plat tekan dan kampas kopling. Karena pegasnya yang hanya satu , kondisi
penekanan pegas ke plat tekan akan selalu sama, walaupun kondisi pegasnya sudah
melemah. Akibatnya penekanan plat tekan ke kampas kopling akan merata, sehingga
terhindar dari kemungkinan selip. Kelemahan dari kopling tipe ini adalah tidak
dapat memberikan tekanan yang lebih kuat dibanding tipe kopling mobil coil
spring, sebab jumlah pegas yang hanya satu. Untuk itu kopling ini hanya cocok
untuk mobil berbeban ringan , seperti sedan.
2. kopling pegas koil ( coil spring)
Kopling ini menggunakan pegas tipe koil untuk
konstruksi rumah koplingnya. Untuk komponen lainnya tetap sama yaitu
menggunakan kampas kopling dan plat tekan. Pegas kopling tipe ini sangat
banyak, tergantung pada ukurannya. Pegas kopling yang banyak ini membuat
kekuatan pegasnya sangat kuat untuk menekan, untuk itulah tipe ini sangat cocok
digunakan untuk mobil dengan daya angkut berat, seperti truk. Tapi kelemahan
tipe ini adalah pegas yang banyak ini membuat bila ada satu pegas lemah atau
patah, membuat kopling jadi mudah selip. Tapi selama kondisi semua pegas bagus,
maka penekannya tetap rata dan sangat kuat.
Demikian penjelasan mengenai macam – macam kopling
mobil, semoga penjelasan saya ini mudah untuk anda terima. Bila ada yang tidak
jelas atau belum mengerti , bisa anda tanyakan pada komentar di bawah
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar